Tips membuat tempe

Halo sahabat LE lovers semua. Hari ini spesial karena akhirnya saya bisa menikmati tempe setelah memberanikan diri membuat tempe homemade. Yippee. Setelah berulang kali mengurungkan niat akhirnya tekad saya sudah bulat sebulat badan saya untuk membuat tempe sendiri. Tempe memang bukan makanan yang terlalu wah karena lebih merupakan staple food (makanan pokok yang hampir selalu ditemui di setiap menu makanan) di Indonesia akan tetapi ketika sudah berada di negeri orang tempe tiba-tiba menjadi sesuatu yang berharga dan terasa extravagant. Dan eng ing eng ternyata tempe buatan saya gagal sahabat LE. 1. Bentuknya amburadul, kedelainya rontok (ukuran terlalu besar & jamur tempe tidak tumbuh banyak) 2. Pertumbuhan jamur tempe (rhyzopus) tidak sempurna (kurang ragi & tempat penyimpanan saat proses fermentasi berlangsung kurang hangat sehingga pertumbuhan jamur kurang sempurna) 3. Tekstur Biji kedelai setelah menjadi tempe kurang bagus (perendaman yang kurang lama sehingga banyak kulit ari yang tidak terkupas & proses perebusan yang kurang lama) Secara overall pokok kesalahannya kembali kepada saya yang terlalu percaya diri sehingga kurang banyak membaca/mempelajari teknik pembuatan tempe yang seharusnya tidak rumit dan sifat saya yang kurang sabar sehingga terlalu grusa-grusu. Ini menjadi pembelajaran bagi saya supaya kedepannya lebih baik. Soal rasa tidak terlalu buruk meskipun tidak seenak tempe malang, sahabat LE yang di Jawa Timur pasti juga mengenal rasa tempe malang yang memang lebih enak dari tempe lain pada umumnya. Dari percobaan perdana ini sebagian besar sudah dibumbui dan digoreng lalu masuk freezer untuk stok dan bagian pinggiran yang amburadul akan saya buat campuran sayur lodeh. Selamat sore, salam santun dan selalu bersyukur dari kami di desa kecil di barat daya Perancis

Postingan populer dari blog ini